Uhkok Nonyuk Ucau Pahkuk

 “Kok, kita kehabisan garam”, bisik Mulau sang istri. Saat itu Mulau sedang meramu sayuran pakis dan rebung untuk menu nanti malam.

Uhkok yang sedang membersihkan daging kijang hasil buruannya sejenak berhenti.

“Mintalah dengan Ibu secukupnya untuk ditaburi pada pakis dan rebung nanti”, peritah Mulau.

“Baiklah, usai membersihkan daging kijang ini, aku berangkat”’, jawab Uhkok.

Uhkok termasuk seorang suami yang rajin, patuh dan sangat menghargai istri. Selain itu Uhkok punya satu kebiasaan yaitu apa adanya. Maka sesekali kalau berbicara dengan Uhkok jangan terlalu berbasa basi.

Uhkok dan Mulau adalah sepasang suami istri yang hidup harmonis dan penuh cinta. Mereka tinggal di kampung  yang jauh dari keramaian. 
Baca juga : Uhkok Si Ponanyoi

Kehidupan sehari-hari adalah berladang terkadang diselingi dengan berburu di hutan. Mereka punya kebiasaan memanggil nama pasangan tanpa embel-embel mama atau pun papa. 

“Untuk apa panggilan mesra, jika toh kenyataannya lain”, kata Uhkok suatu ketika. Mereka pun sepakat untuk saling memanggil nama masing.

Uhkok bersiap untuk pergi meminta garam pada mertuanya. 

“Jangan lupa bawalah paha kijang buat pelindung rasa malu mu” pesan Mulau.

Uhkok pun pergi dengan membawa paha kijang. Paha kijang dipegang dengan cara diletakkan di samping kanan wajahnya. Persis seperti orang yang menghindari silaunya cahaya. Saat berjalan menuju pondok mertuanya Uhkok melihat ke kiri dan ke kanan. Dilihatnya banyak tumbuhan rebung dan hamparan pakis.

Jarak pondok mertuanya lumayan jauh. Kira-kira perjalanan menghabisian 3 batang rokok secara beruntun.

Setibanya di pondok mertua, tanpa berbasa-basi Uhkok menyampaikan pesan sang istri.

“Bu, saya minta garam untuk menaburi rebung dan pakis”, pinta Uhkok pada mertuanya.

Uhkok diberikan segenggam garam oleh mertuanya. Uhkok buru-buru permisi pulang. Timbul tanda tanya dalam hati sang mertua. Namun sang mertua diam saja. “Sebentar juga kabar akan tersiar” gumamnya dalam hati.

Sepanjang perjalanan pulang, setiap menjumpai pokok rebung dan hamparan pakis, sedikit demi sedikit garam ditaburi oleh Uhkok. Hingga kembali mendekati rumah, garam dalam genggaman pun habis.

“Perintah Mulau sudah ku tunaikan”, bisik hati Uhkok. Dengan perasaan sangat puas Uhkok naik ke rumah dengan tetap menenteng paha kijang.

“Mana garam dan mengapa paha kijang diambil pulang lagi” tanya Mulau.

Dengan tenang Uhkok menjawab, “Semua perintah mu sudah aku lakukan tanpa kurang dan lebih”.

Ternyata Ukok salah mencerna maksud dari kata-kata istrinya. Garam yang mau ditaburi sayuran rebung dan pakis saat memasak ternyata ditaburi langsung di pokoknya. Paha kijang yang dijadikan sebagai barteran atas garam  benar-benar dijadikan pelindung wajah...

“Oiii Uhkok bukan begitu maksud ku”, teriak Mulau geram.

Diambilnya sepotong kayu bakar lalu dipangkongnya di kepala Uhkok. Seketika Uhkok pingsan. Konon katanya “bahtuk kuong” Uhkok terlempar jauh dan Uhkok pun normal seperti biasanya.

 

ket:

bahtuk kuong = batu budu

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url