Uhkok Si Ponanyoi
Nun jauh di pelosok kampung yang sangat terpencil, hiduplah sepasang suami istri. Sang suami bernama Uhkok dan istrinya adalah Mulau. Uhkok diberi julukan ponanyoi lantaran ia sering melakukan hal-hal yang aneh. Apa yang dilakukannya sering tak lazim dilakukan.
Suatu ketika Mulau sang istri sedang hamil muda. Istrinya mengidam ingin makan daging urak. Namun apalah daya, mereka belum sempat memelihara urak. Hendak membeli namun tidak punya uang.
“Bagaimana ini, apa yang harus ku lakukan untuk memenuhi keinginan istri yang sedang mengidam”, tanya Uhkok dalam hati.
Ia mulai berpikir keras untuk mencari jalan keluarnya. Setelah beberapa hari berpikir dan merenung akhirnya didapatlah cara untuk memenuhi keinginan sang istri.
“Baik, tunggulah di rumah , aku akan pergi mencari daging urak yang engkau idamkan”, demikian Uhkok berkata kepada istrinya.
Menjelang sore pergilah Uhkok dengan membawa perlengkapan seperti uwoi sohkok, sebuah landong dan sebilah parang yang sudah diasah tajam. Tujuan utamanya adalah ke duhkuh tempat mertuanya memelihara urak.
Perjalanan yang dilalui cukup jauh. Uhkok tahu bahwa menjelang malam mertuanya sudah pasti pulang ke rumah. Uhko berniat mencuri urak milik mertuanya.
Sebelum matahari terbenam Uhkok tiba di pondok duhkuh mertuanya.
Sekedar melepas lelah dan untuk mengusir nyamuk Uhkok mencomot somahkuk javak dari keluhkup kacang di atas kepalanya lalu digulung menggunakan daun bedoroh segar.
Menjelmalah sebatang rokok lalu dinyalakannya menggunakan tohkih. Asap rokok mengepul laksana asap pabrik perkotaan. Aroma khas semahkuk javak tercium kemana-mana.
Setelah memastikan keadaan aman, Uhkok mulai beraksi.
Uhkok menangkap urak mohanoi yang paling gemuk dan sudah konomuhtuk milik sang mertua.
“Oweeeek…oweeeek”, hewan tangkapan berusaha melepaskan diri.
Tak lama urak diikat lalu dimasukan ke dalam landong dan dibawa ke tempat yang jauh dari pondok mertuanya. Urak disembelih dan dibersihkan. Setelah semuanya beres Uhkok kembali ke pondok mertuanya dan tidur-tiduran sambil menanti pagi untuk kembali ke rumah.
Menjelang pagi Uhkok terbangun. Ia segera pulang.
Dengan wajah berseri tanpa merasa bersalah Uhkok menyerahkan daging kepada sang istri untuk dimasak.
”Istriku inilah daging urak yang engkau idamkan, dagingnya sudah aku bersihkan supaya berkurang beban berat ketika membawanya, aku mengambilnya dari sahabat ku yang jauh di kampung sebelah”, tutur Uhkok berbohong.
“Dagingnya banyak, ajaklah ayah dan ibu untuk makan bersama di rumah kita” lanjut Uhkok seraya pergi mandi.
Betapa senangnya Mulau melihat daging yang diidamkan begitu banyak dan berlemak. Mulau segera menyiapkan rempah dan memasak masakan kesukaannya.
Segera diajaknya ayah dan ibu ke rumah.
“Ayah ibu, mari kita makan bersama, suami ku baru pulang membawa daging yang aku idamkan”, demikian Mulau mengajak kedua orang tuanya.
Siang itu mereka makan bersama. Mereka tidak tahu kalau daging yang dimakan adalah daging urak piaraan mereka.
Usai makan bersama timbul rasa kuatir dalam pikiran Uhkok melihat tulang jaan urak tergeletak di dalam bakul.
“Ini yang akan membuat rahasiaku terbongkar”, pikir Uhkok.
“Suatu saat nanti aku akan dikenai utang oleh mertuaku” lamun Uhkok.
“Ada baiknya tulang jaan urak ini aku simpan di dalam lumbung padi supaya mertua ku tidak bisa melihat dan tidak memiliki bukti bahwa babi ini milik mereka” bisik hati Uhkok.
Tulang Jaan urak disimpan di dalam lumbung padi.
Namun kekuatiran Uhkok timbul kembali. Jangan-jangan nanti ditemukan oleh mertuanya.
Dicarinya kembali dan dengan mudah ditemukannya.
Kembali tulang jaan urak disembunyikan di semak-semak belakang rumah.
“Di sini mertua ku tidak akan dapat menemukannya”, pikir Uhkok.
Namun setelah beberapa saat diintipnya kembali. Ternyata tulang jaan urak masih ada dan dengan mudah ditemukan kembali.
Kekuatiran Uhkok semakin menjadi kemudian diambilnya kembali.
Semakin Uhkok berusaha menyembunyikan tulang jaan urak tersebut maka kekuatiran akan ditemukan semakin besar.
Tulang jaan urak dari semak semak diambil kembali kemudian dilemparkannya ke lubuk sungai yang dalam.
Namun Uhkok kembali kuatir. Suatu ketika mertuanya mandi dan menyelam tiba-tiba akan ditemukan.
Tak berselang lama diselaminya kembali. Lagi-lagi dengan mudah ditemukan juga.
“Wah, sial benar nasibku kali ini” gumam Uhkok sedih.
“Dimanapun aku sembunyikan tulang jaan urak ini tetap ditemukan”, bisik hatinya.
“Sebaiknya ku telan saja pasti mertua ku tidak akan mungkin mencari di dalam tubuh ku”, lirih hatinya.
Akhirnya tulang jaan urak ditelan sekaligus oleh Uhkok.
Tulang jaan urak nyangkut di tenggorokan Uhkok. Uhkok menggelepar kesakitan.
Tak lama Uhkok menemui ajal.
Uhkok meninggal dunia setelah menelan tulang jaan urak. Uhkok merasa bersalah dan kuatir atas perbuatannya mencuri urak milik mertua sendiri.
***
Ponanyoi = tak lazim
Urak = babi rumah
Uwoi sohkok = rotan kecil yang kuat
Landong = tengkalang, anyaman rotan seperti tas punggung
Duhkuh = lokasi pondok tempat berusaha yang jauh dari tempat tinggal utama
Somahkuk javak =tembakau tepek ( kontai)
Keluhkup kacang = anyaman topi menyerupai kopiah berbahan seperti daun pandan Bedoroh= ubi atau singkong
Tohkih = korek api
Urak Mohanoi = babi jantan
Konomuhtuk = disunat
Jaan urak = rahang babi