Nohkan Lipung : “Kisah Isan dan Otuk Hajok”

Docpri : Pemandangan di Nohkan Lipung
Nohkan Lipung, yang terletak di Desa Nanga Rade, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, adalah sebuah air terjun yang mempesona. Jaraknya sekitar satu jam berjalan kaki dari pusat desa. 
Docpri : Nohkan Lipung
Pemandangan di sekitar nohkan (air terjun) sungguh menakjubkan. Pepohonan tinggi menjulang dengan pucuk daun yang melambai-lambai tertiup angin. Udara segar yang berhembus lembut semakin menambah kesejukan suasana di sana. Tempat ini sering menjadi destinasi wisata bagi anak-anak sekolah, terutama saat kegiatan pramuka.

Docpri : Anak-anak Pramuka berkunjung di Nohkan Lipung
Selain keindahannya, Nohkan Lipung menyimpan berbagai mitos yang menarik. Salah satunya adalah kisah tentang seorang pemuda bernama Isan yang memanah Otuk Hajok.

Beginilah ceritanya ...

Pada masa lampau, di sebuah pedukuhan yang kini dikenal sebagai Desa Nanga Rade, hiduplah seorang pemuda bernama Isan. 

Suatu ketika, Isan sedang nosan (menempa) parang di bawah kolong sebuah pondok di ladangnya. Tiba-tiba, muncul sosok besar yang menyerupai manusia, yang oleh orang Dayak Uud Danum disebut Otuk Hajok. Sosok itu mendekati Isan dan mereka pun berbincang.

Baca juga : Kolas dan Otuk Hajok : Cincin Ajaib

Di tengah percakapan, Isan merasa iseng. Ia mengambil besi panas dari perapian dan dengan usil mencolokkannya ke salah satu organ tubuh Otuk Hajok.

“Kamu ini Isan , ada-ada saja kelakuan mu”, kata Otuk Hajok seraya pergi.

Sejak saat itu Otuk Hajok tidak pernah datang lagi ke tempat Isan.

Seiring berjalannya waktu Isan pergi berburu. Ia membawa sohpot, sumpit tradisional khas suku Dayak Uud Danum. Ia menuju perhuluan sungai Ahik, tepatnya di Nohkan Lipung. 

Saat tiba di sana, waktu sudah lewat tengah hari, dan tiba-tiba hujan panas turun, yang biasa disebut ucan notang oleh masyarakat setempat.

Di tengah suasana tersebut, Isan mendengar suara samar-samar yang terdengar seperti kondoi lantunan yang berbunyi, "Yarok jok holobik umbak ahkuk tuh jok kajuk kuhung Nohkan Lipung, kajuk kohpot nohkan sohpot dih."

Penasaran dengan suara itu, Isan mengintai sumbernya. Dari balik semak, ia melihat Otuk Hajok berayun di sebuah akar bolungoi yang menggantung di puncak Nohkan Lipung.

Isan kemudian mengambil sumpitnya dan menembakkan pongan peluru yang sudah diberi konyong racun ke arah Otuk Hajok. 

Mata sumpit pertama mengenai belikat rusuk Otuk Hajok, membuatnya tersentak. Isan lalu menembakkan mata sumpit kedua, kali ini tepat mengenai ulu hati Otuk Hajok. Terkejut dan kesakitan, Otuk Hajok jatuh sambil berteriak, "Isan, paring aang!" (Isan segala-galanya). 

Tubuhnya melemah, terkulai, dan akhirnya jatuh dari puncak air terjun ke dasar Nohkan Lipung.  

***tamat*

Docpri : Pak Aseng sang pencerita
Pesan moral : mengajarkan kita tentang pentingnya bersikap sopan, bertanggung jawab, berani, cerdas, dan menghormati perbedaan serta pengingat bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan kita harus selalu berhati-hati.

Pencerita : Aseng
Editor : Jonison

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url