Nohkan Lipung : “Kisah Isan dan Otuk Hajok”
![]() |
Docpri : Pemandangan di Nohkan Lipung |
![]() |
Docpri : Nohkan Lipung |
![]() |
Docpri : Anak-anak Pramuka berkunjung di Nohkan Lipung |
Beginilah
ceritanya ...
Pada masa lampau, di sebuah pedukuhan yang kini dikenal sebagai Desa Nanga Rade, hiduplah seorang pemuda bernama Isan.
Suatu ketika, Isan sedang nosan (menempa) parang di bawah kolong sebuah
pondok di ladangnya. Tiba-tiba, muncul sosok besar yang menyerupai manusia,
yang oleh orang Dayak Uud Danum disebut Otuk Hajok. Sosok itu mendekati Isan
dan mereka pun berbincang.
Baca juga : Kolas dan Otuk Hajok : Cincin Ajaib
Di
tengah percakapan, Isan merasa iseng. Ia mengambil besi panas dari perapian dan
dengan usil mencolokkannya ke salah satu organ tubuh Otuk Hajok.
“Kamu
ini Isan , ada-ada saja kelakuan mu”, kata Otuk Hajok seraya pergi.
Sejak
saat itu Otuk Hajok tidak pernah datang lagi ke tempat Isan.
Seiring berjalannya waktu Isan pergi berburu. Ia membawa sohpot, sumpit tradisional khas suku Dayak Uud Danum. Ia menuju perhuluan sungai Ahik, tepatnya di Nohkan Lipung.
Saat tiba di sana, waktu
sudah lewat tengah hari, dan tiba-tiba hujan panas turun, yang biasa disebut ucan
notang oleh masyarakat setempat.
Di
tengah suasana tersebut, Isan mendengar suara samar-samar yang terdengar
seperti kondoi lantunan yang
berbunyi, "Yarok jok holobik umbak
ahkuk tuh jok kajuk kuhung Nohkan Lipung, kajuk kohpot nohkan sohpot dih."
Penasaran
dengan suara itu, Isan mengintai sumbernya. Dari balik semak, ia melihat Otuk
Hajok berayun di sebuah akar bolungoi yang
menggantung di puncak Nohkan Lipung.
Isan kemudian mengambil sumpitnya dan menembakkan pongan peluru yang sudah diberi konyong racun ke arah Otuk Hajok.
Mata sumpit pertama mengenai belikat rusuk Otuk Hajok, membuatnya tersentak. Isan lalu menembakkan mata sumpit kedua, kali ini tepat mengenai ulu hati Otuk Hajok. Terkejut dan kesakitan, Otuk Hajok jatuh sambil berteriak, "Isan, paring aang!" (Isan segala-galanya).
Tubuhnya melemah, terkulai, dan akhirnya jatuh dari puncak air terjun ke dasar Nohkan Lipung.
***tamat*
![]() |
Docpri : Pak Aseng sang pencerita |
Editor : Jonison