Merayakan Pergantian Tahun ala Suku Dayak Uud Danum: “Ritual dan Harapan di Tengah Gejolak Emosi"

Pada hari terakhir tahun 2023, ketika matahari bersiap untuk merunduk ke peraduan, dalam pikiran dan perasaan setiap orang, ada "kekacauan" emosi yang berkecamuk. 

Ada senang, bahagia, dan kegembiraan karena berhasil menyaksikan matahari terbit dan tenggelam sepanjang 365 hari terakhir. 

Namun, juga terdapat lapisan perasaan sedih, kecewa, was-was, dan terharu, yang menyemai keraguan tentang pencapaian rencana dan kekhawatiran akan tahun yang akan datang, 2024.

Perasaan sedih dan kecewa menjalar dalam pikiran dan perasaan, mengingat rencana dan niat yang belum terealisasi hingga akhir tahun. 

Was-was menyelinap, menghantui pikiran dengan pertanyaan apakah tahun yang baru akan membawa keberhasilan sesuai rencana. 

Meskipun, di balik gejolak tersebut, ada juga perasaan terharu yang mengakui proses introspeksi mendalam dan dukungan "Mohotalak" (Sang Pencipta) dalam perjalanan hidup.

Docpri : Mohpas
Setelah melalui pergumulan yang melelahkan, keluarga suku Dayak Uud Danum Kecamatan Ambalau Kabupaten Sintang mempraktikkan kebiasaan unik untuk menyambut tahun baru dengan harapan dan ikhtiar. 

Ritual "mohpas arob" menjadi bagian dari upaya tersebut, melibatkan seluruh anggota keluarga. Menggunakan seekor ayam hidup, dikibas ke seluruh anggota keluarga, mengusir kesialan dan unsur negatif. 

Docpri : masang sirou
Kemudian, dengan memasang "sirou/ tali tongang" (manik-manik), berharap memperkuat "semenget" (roh) agar tahan terhadap marabahaya. 

Ritual “mabak umat” dilakukan dengan menyentuh besi pada bibir untuk memperkuat roh, seperti besi yang keras terhadap berbagai ujian.

Baca juga kolimoi  Kolas dan Otuk Hajok : Cincin Ajaib

Dalam persiapan tahun baru, ramuan “porapuk” menjadi bagian penting. Terbuat dari bahan  daun jaren, daun kajuk naik, daun ponyokaan, somomolum, daun bunga dirang warna merah dan putih, daun solomohing, daun sokojunjung, daun kajuk posik, daun kajuk busik, dan daun kopurut

Ramuan ini dicampur dengan sedikit air, lalu diremas dan digunakan untuk membasuh kepala. Setiap jenis daun memiliki tujuan baik bagi penggunanya.

Selain itu, menu sayuran campuran yang disiapkan, seperti rebung, jamur, ponahan, usik (tengkuyung), dan lainnya, memiliki makna tersendiri sesuai nama dalam bahasa daerah bagi yang memakannya. 

Makan bersama dalam sebuah keluarga dan juga bersama tetangga terdekat menjadi simbol persatuan dan kebersamaan, membangun kekuatan kolektif dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul di tahun yang baru.

Pada siang hari, tradisi saling mengunjungi rumah-rumah berlangsung. Dimulai dari rumah pertama, perwakilan dari setiap rumah yang dikunjungi bergabung dalam satu rombongan melanjutkan berkunjung ke rumah lain. 

Minuman tuak atau arak dan makanan lainnya disajikan, bersama dengan menu "kosalah sihpak", cemilan khas suku Dayak Uud Danum. 

Acara ini menciptakan rasa kebersamaan, kegembiraan, kebahagian, meredakan ketegangan, saling maaf memaafkan dan membawa damai di antara sesama yang mungkin memiliki perselisihan di masa lalu.

Docpri : Berkunjung dalam kebersamaan
Dengan semangat kebersamaan ini, mengawali tahun baru dengan kebahagiaan dan optimisme, siap menyongsong tahun baru dengan keyakinan bahwa kekompakan dan harapan akan membawa keluarga melalui segala ketidakpastian yang mungkin menanti di tahun yang akan datang.

Selebihnya diserahkan kepada Sang Maha Pencipta


***selesai***


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url