Melintasi Riam, Menyapa Sekolah: Catatan Perjalanan Monev AAS di SD Tiga Jalur Sungai di Kec. Ambalau
![]() |
Docpri : Bersama KS, Dewan Guru dan Peserta Didik Kelas VI di SDN 11 Buntut Sabon |
Literasiuuddanum.com. Menindaklanjuti Surat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Nomor: 400.3.5/2160/DISDIKBUD-B, tertanggal 11 April 2025 perihal Pelaksanaan Penilaian/Asesmen Akhir Semester (AAS) Kelas VI , yang menginformasikan bahwa jadwal Asesmen Akhir Semester tingkat SD se-Kabupaten Sintang Tahun Pelajaran 2024/2025 dilaksanakan mulai hari Selasa, 22 April 2025 sampai dengan Sabtu, 26 April 2025, maka untuk memastikan kelancaran dan efektivitas kegiatan tersebut di setiap sekolah, Pengawas Sekolah melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev) langsung ke lapangan.
Baca juga : Sepenggal Kisah: "Menjejakkan Kaki di Kayan Hulu"
Sekolah
terletak di tiga jalur sungai yang berbeda
Fokus monitoring dan evaluasi
(Monev) kali ini tertuju pada beberapa Sekolah Dasar yang berada di wilayah
tiga jalur sungai. Di jalur Sungai Ambalau, sekolah yang menjadi tujuan
kunjungan adalah SDN 13 Sungai Runuk, SDN 9 Kepala Ruan, SDN 8 Mensuang, SDN 14
Kesange, SDN 15 Kepingoi, dan SDN 11 Buntut Sabon. Selanjutnya, di jalur Sungai
Mentomoi, tujuan Monev adalah SDN 17 Mentomoi dan SDN 12 Buntut Purun.
Terakhir, di jalur Sungai Jengonoi, sekolah yang akan dikunjungi adalah SDN 21
Menakon dan SDN 10 Menantak.
![]() |
Docpri : Akses dan sarana transportasi sampan "Cis" |
Satu-satunya akses untuk menjangkau sekolah-sekolah di tiga jalur sungai ini adalah melalui transportasi air.
Perjalanan dimulai dari ibu kota Kecamatan Ambalau pada Senin sore, 21 April 2025, pukul 16.30 WIB menggunakan perahu fiber bermesin 15 PK. Dengan harapan tiba di SDN 9 Kepala Ruan menjelang malam untuk beristirahat, saya telah menyiapkan 35 liter bensin campur seharga Rp15.000 per liter sebelum keberangkatan.
Perjalanan menuju SDN 9 Kepala Ruan menghadirkan tantangan tersendiri dengan harus melewati tiga riam yang cukup ekstrem, yaitu Riam Jengkahang, Riam Beranik, dan Riam Duan.
Kondisi cuaca saat itu kurang mendukung karena hujan baru saja reda,
menyebabkan alur sungai mulai pasang. Akibatnya, arus sungai menjadi deras dan
di beberapa bagian riam terbentuk ombak yang cukup besar. Meskipun demikian,
saya tiba di SDN 9 Kepala Ruan pada pukul 17.24 WIB dan disambut langsung oleh
kepala sekolah.
Keesokan harinya, Selasa, 22 April, saya melaksanakan peninjauan langsung pelaksanaan Asesmen Akhir Semester (AAS) di SDN 9 Kepala Ruan. Di sela-sela kegiatan tersebut, saya berkesempatan berbincang-bincang dengan kepala sekolah dan para guru mengenai jalannya asesmen dan beberapa informasi penting lainnya. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju SDN 14 Kesange. Menjelang sore, saya bergerak menuju Desa Mensuang dan bermalam di sana.
![]() |
Docpri : Peserta didik kelas VI di SDN 15 Kepingoi |
![]() |
Docpri : Diskusi bersama di SDN 15 Kepingoi |
Diare
di Tengah Tugas Monev di Pedalaman
Menjelang tengah malam,
tiba-tiba saya terserang diare yang cukup parah. Semalaman saya harus berulang
kali ke toilet. Subuh harinya, Bapak Kepala Sekolah memberikan obat seadanya,
mengingat petugas kesehatan desa sedang tidak berada di tempat.
Meskipun kondisi badan masih lemah, pada pagi hari tanggal 25 April, saya tetap berusaha meninjau pelaksanaan AAS di SDN 10 Menantak.
Setelah itu, perjalanan
dilanjutkan menuju SDN 21 Menakon. Namun, setelah meninggalkan SDN 21 Menakon,
kondisi badan saya semakin melemah. Rencana untuk bermalam di Desa Mensuang
terpaksa dibatalkan, dan saya memutuskan untuk menginap di Desa Menakon, di
rumah Kepala Sekolah SDN 27 Deme.
Malam
itu, diare semakin parah hingga menyebabkan muntah-muntah dan keringat dingin
di sekujur tubuh. Beruntung, rekan kepala sekolah dan beberapa ibu guru SMPN 6
Menakon sangat peduli dengan kondisi saya. Mereka memberikan stok obat pribadi
mereka dan bahkan meminta bantuan dua orang siswa untuk memijat badan saya yang
terasa sangat lemah.
Keesokan harinya, tanggal 26 April, kondisi badan saya sudah mulai membaik meskipun masih terasa lemas dan jalan pun masih sempoyongan.
Saya mencoba berputar
haluan dari jalur Sungai Jengonoi kembali masuk ke Sungai Ambalau menuju SDN 8
Mensuang. Walaupun kondisi fisik belum sepenuhnya pulih, saya tetap
melaksanakan Monev AAS di SDN 8 Mensuang. Selanjutnya, sesuai jadwal, saya
menuju SDN 13 Sungai Runuk, namun karena kondisi yang masih lemah, saya tidak
dapat sampai ke sekolah tersebut. Saya hanya sempat bertemu sebentar dengan
Kepala SDN 13 Sungai Runuk di pantai, sebelum akhirnya langsung kembali ke ibu
kota kecamatan.
Saya
tiba di rumah sekitar pukul 11.30 WIB dalam keadaan selamat, meskipun badan
terasa sangat lemas.
Potensi
Sekolah di Tengah Isu Kekurangan Guru ASN
Berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi (Monev) yang telah dilaksanakan, dapat ditarik beberapa kesimpulan
penting. Secara umum, sekolah-sekolah telah melaksanakan Asesmen Akhir Semester
(AAS) sesuai dengan jadwal dan petunjuk yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan (Disdikbud). Kepala sekolah di satuan pendidikan yang dikunjungi
menunjukkan kemampuan yang baik dalam memfasilitasi sumber daya yang dibutuhkan
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan AAS.
Selain itu,
teridentifikasi bahwa beberapa sekolah yang kelas VI-nya telah
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka mampu menyusun soal asesmen secara
mandiri. Kerja sama dan kekompakan antara kepala sekolah dan para guru di
sekolah terpantau berjalan dengan baik, dan kunjungan Pengawas Sekolah
memberikan motivasi tambahan bagi kepala sekolah, guru, serta peserta didik.
Namun, terdapat catatan bahwa beberapa sekolah hanya memiliki beberapa guru
Aparatur Sipil Negara (ASN) karena sebagian besar Guru Tidak Tetap (GTT) sedang
berada di Sintang untuk mengikuti tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (P3K).
***selesai***