Kihtung Poramuk Lovuk: "Hitungan Unik Sebelum Bangun Rumah Ala Suku Dayak Uud Danum"

Ungkapan rumah ku adalah istana ku, sudah sangat tidak asing lagi di telinga kita. Hal ini menggambarkan bahwa sebuah rumah sebagai tempat ternyaman bagi pemiliknya.

Setiap orang berharap dapat menghuni sebuah rumah dengan penuh kebahagiaan, kenyamanan, keselamatan dan keamanan serta terhindar dari segala malapetaka.

Di kalangan suku Dayak Uud Danum Kecamatan Ambalau Kabupaten Sintang Kalbar, mempunyai kebiasaan atau hitungan unik untuk jumlah bahan  pada bagian tertentu saat membangun sebuah rumah.

Hitungan unik

Bagian-bagian tertentu dari bangunan rumah yang perlu mendapat hitungan yang tepat adalah jumlah pemasangan nyihpon honjan (anak tangga). langah (galang) , johik dinding (tiang dinding), kasou (kasau), dan reng.

Antonius Roberkat seorang pensiunan guru, menyebutkan bahwa hitungan unik yang dimaksud adalah pada saat menghitung jumlah bahan dilakukan hitungan pengulangan. Artinya jika jumlah bahan melebihi jumlah hitungan unik maka dilakukan pengulangan sesuai urutan atau kembali pada hitungan pertama.

Pemasangan anak tangga memiliki hitungan khusus, yaitu tangga - tunggu - tinggal - lari. Sebaiknya, hitungan tidak berakhir pada tunggu, tinggal, atau lari. Mengakhiri hitungan pada kata-kata tersebut dapat membawa makna negatif, seperti kemalasan (tunggu), kematian atau ditinggalkan (tinggal), dan rumah yang tidak terawat (lari).

Docpri : jumlah dan hitungan anak tangga rumah
Saat memasang galang maka hitungan yang dipakai adalah mulai dari hitungan pertama galang – gali – bantal – mayat. Jika bahan untuk galang yang akan dipasang sangat banyak maka hitungan harus berakhir pada hitungan galang. Agar  jumlahnya berakhir pada hitungan galang maka jumlah galang harus 5, 9, 13 atau 17 yang disesuaikan dengan besar ukuran rumah.

Jangan sampai berakhir di hitungan gali, bantal atau mayat karena dipercayai mengandung makna yang tidak baik bagi penghuninya. Gali bermakna menggali liang kuburan, bantal berarti bantalan peti mati dan mayat adalah jenazah.

Dalam pemasangan tiang dinding, hitungan dimulai dari masuk rumah - lambai tangan - rumah jadi - tuan pergi. Pemilik rumah sebaiknya memilih jumlah tiang dinding yang berakhir pada hitungan masuk rumah, yang bermakna penghuni menempati rumah dengan aman, selamat, dan damai. Lambai tangan melambangkan penghuni rumah yang sering bepergian sehingga rumah tidak terawat, sedangkan tuan pergi berarti penghuninya akan cepat meninggal dunia.

Hitungan untuk jumlah kasau yang terpasang dalam sebuah rumah adalah dimulai dari hitungan kasau – langkau – rebak – api.

Langkau bermakna hanya seperti pondok yang tidak selesai pengerjaannya, rebak bermakna roboh atau tumbang dan api mengandung arti rumah akan berpotensi mengalami kebakaran.

Demikian pula  hitungan untuk reng adalah dimulai dari kata bintang – bulan – matahari. Pemilik rumah hendaknya memilih jumlah reng rumahnya berakhir dengan hitungan bintang. Bintang bermakna terkenal.

Selain memperhatikan hitungan unik dalam pembangunan rumah, pemilik rumah juga perlu memperhatikan letak pemasangan bahan. Letak pemasangan bahan sangat mempengaruhi suasana selama menghuni rumah. Contohnya, hindari pemasangan satu galang di tengah bawah pintu rumah karena bermakna solohan dunik. Demikian pula, jangan pasang kasau yang tepat di atas pintu atau jendela.

Kebiasaan ini sebaiknya tidak diabaikan oleh pemilik rumah. Dengan demikian, diharapkan ungkapan rumahku adalah istanaku bukan hanya sekadar kalimat, tetapi benar-benar menjadi kenyataan setelah rumah selesai dibangun."

Nara sumber : Antonius Roberkat

Galang = susunan balok kayu yang berfungsi untuk memasang lantai papan, khusus rumah yang berbentuk panggung.

Tiang dinding = balok penyangga untuk memasang dinding.

Kasau = balok kayu yang diletakkan melintang di bagian atas gording.

Reng = rangka atap yang dipasang di bawah atap.

Anak tangga = bagian yang kita injak ketika menaiki atau menuruni tangga.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url