Uhkok Jaman Now: “Kekonyolan Saat Membeli Pulsa”


Uhkok adalah seorang tokoh cerita karakter jaman dahulu. Ia terkenal karena sifat ponanyoi (kecenderungannya untuk melakukan sesuatu apa adanya). Salah satu cerita Uhkok paling terkenal adalah cerita yang berjudul “Uhkok Nonyuk Ucau Pahkuk,” yang menceritakan tentang Uhkok menggarami pokok rebung di pinggiran hutan.

Sebenarnya, perintah yang diberikan oleh istrinya Mulau adalah mencari garam untuk menggarami sayur rebung saat dimasak. Uhkok ternyata salah paham. Cerita ini menjadi salah satu peristiwa lucu yang sering diceritakan sebagai pengantar tidur di kalangan suku Dayak Uud Danum Kec. Ambalau Kab Sintang Kalbar.

Saat ini, di era komputer dan internet, peristiwa seperti yang dilakukan oleh Uhkok tampaknya masih sering terjadi.

Beginilah ceritanya …

Pada suatu hari, bibi meminta paman Keng untuk membeli pulsa di sebuah konter.

“Belilah pulsa seharga 10.000, aku ingin menelpon anak kita di kota,” perintah Bibi.

“Baiklah,” jawab paman Keng singkat.

Ia kemudian pergi ke sebuah konter terdekat di desanya. Tak berselang lama, paman Keng langsung dilayani dan uang untuk pembayaran pun diberikan kepada pelayan konter. Karena merasa belum mendapat barang yang dibelinya, paman Keng pun duduk menunggu di bangku yang tersedia.

Dalam waktu satu menit, dua menit, lima menit, bahkan setengah jam. Pelayan konter belum juga memanggil paman Keng. Saat menunggu, banyak orang juga membeli pulsa. Tidak lama kemudian, mereka pergi.

Paman bertanya-tanya, “Jangan-jangan pelayan konter pura-pura lupa?”

Karena merasa seperti diabaikan, akhirnya paman Keng memberanikan diri untuk kembali bertanya kepada pelayan dengan nada yang agak meninggi.

“Saya yang paling duluan membeli pulsa daripada mereka tadi, tetapi mengapa saya belum dipanggil dan barang yang saya beli belum juga ada?” tanya paman Keng ketus.

Sang pelayan konter kebingungan.

“Coba paman Keng cek di HP paman apakah pulsanya sudah masuk,” jawab pelayan konter yang ketakutan.

“Pulsa masuk ke HP, bagaimana?” tanya paman Keng kesal saat mendengar jawaban pelayan konter.

Keributan pun terjadi …

Seorang anak muda muncul. Setelah mendengar penuturan paman Keng, sang pemuda menjelaskan bahwa ternyata pulsa itu bukanlah sesuatu yang dapat dilihat atau dibawa. Nilai pulsa adalah nilai yang ditambahkan ke nomor telepon untuk digunakan dalam panggilan  atau mengirim pesan.Hal ini dapat dicek melalui ponsel untuk melihat apakah nilai pulsa telah terisi atau belum.

Paman pun menyadari kekeliruannya dan memahami konsep pulsa yang berbeda dengan membeli barang fisik.

Dalam era digital, tidak semua hal dapat kita lihat secara fisik. Terkadang, ada hal-hal yang bernilai namun tidak terlihat dengan mata telanjang.

Semenjak itu, paman tidak lagi salah paham saat membeli pulsa. Dia menjadi lebih mahir menggunakan teknologi digital dan memahmi cara pulsa berfungsi secara virtual.

Dengan cara yang sama, pelayan konter seharusnya memberikan penjelasan kepada orang yang tidak mengerti seperti paman Keng itu. Kita  paham, orang lain belum tentu.

Ternyata fakta bahwa karakter Uhkok dari masa lalu masih hidup di zaman ini. Cerita ini menggambarkan kekonyolan dan kesalahan yang dapat terjadi dalam interaksi sehari-hari, terutama di era digital yang canggih.

Pelajaran mengajarkan kita untuk menghindari membuat kesimpulan buruk tentang orang lain sebelum kita memahami situasi secara menyeluruh. Meskipun kesalahan dan kesalahpahaman ada dalam kehidupan manusia, yang paling penting adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan tersebut untuk memahami dan menghargai perbedaan, yang memungkinkan kita untuk membangun hubungan yang lebih baik dan berkembang menjadi individu yang lebih baik.


***selesai***

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url