Kisah Keluarga Otong: "Mendidik dengan Cara Unik untuk Membangun Perilaku & Persaudaraan yang Kokoh”


Anak adalah aset berharga bagi kedua orang tuanya. Orang tua mana yang tidak bangga  melihat anaknya hidup berdampingan, rukun, saling menghormati, sehat?

Otong merupakan anak sulung dari 10 bersaudara. Meski mempunyai banyak saudara, namun mereka selalu hidup rukun dan sehat. Ini semua tak luput dari cara kedua orang tua  dalam mengajar dan mendidik mereka. Otong adalah anak dari sebuah keluarga suku Dayak Uud Danum Kec. Ambalau Kabupaten Sintang kalbar.

Baca juga : Uhkok Jaman Now: “Kekonyolan Saat Membeli Pulsa”

Orang tua Otong selalu mengikuti nasehat nenek moyang dalam mendidik anaknya. Kedua orang tua Otong tidak pernah menggunakan secara langsung kata-kata tidak boleh atau jangan. Jika ada tugas, tindakan atau bahkan makanan tertentu yang dapat menimbulkan konflik, maka mereka akan menggunakan ungkapan atau trik tertentu untuk mengantisipasinya.

Beberapa cara atau trik tersebut antara lain ;

Anak-anak dilarang makan sayur kepala ayam, ceker ayam, dan hati ayam. Mereka hanya boleh makan daging, terutama kalau makan kepala ayam,  anak  akan bandel. Kalau makan ceker ayam, anak di kelas tidak akan pandai menulis. Dan jika mereka makan ati ayam,  mereka akan suka berkelahi.

Faktanya, orang tua tidak melarang anak memakan bagian tersebut. Mereka tahu bahwa potongan daging inilah yang paling disukai  anak-anak. Namun jika seekor ayam dipotong, maka potongan tersebut akan menjadi sumber perkelahian antar anak. Jadi tabu ini diciptakan sebagai bentuk antisipasi.

Anak-anak dilarang bersiul pada malam hari karena diyakini jika bersiul maka akan datang hantu. Namun kenyataannya, larangan tersebut hanyalah tipuan orang tua agar anak tidak membuat keributan di malam hari.

Anak-anak dilarang menunjukkan jarinya pada pelangi saat hujan gerimis karena diyakini bahwa jika mereka melakukannya, jari-jari mereka akan tiba-tiba putus. Namun sebenarnya, larangan ini bertujuan untuk mencegah anak-anak keluar rumah pada saat cuaca hujan gerimis.

Anak-anak dilarang memegang acip yaitu sebuah alat untuk mengupas dan membelah buah pinang. Jika luka, mereka harus memakan kotoran ayam sebagai obatnya. Intinya, ini hanyalah cara untuk mencegah anak-anak memegang benda tajam untuk menghindari cedera.

Seusai makan, anak-anak dilarang berdiri dan mencuci tangan bersamaan karena diyakini jika melakukannya maka mereka akan mati bersama. Namun kenyataannya, larangan tersebut hanya sebagai cara agar anak terbiasa dengan budaya antri.

Setelah makan malam, anak-anak dilarang berbaring dan menepuk-nepuk perut karena diyakini jika melakukannya maka akan datang hantu besar dan mengira bahwa suara tepukan tersebut adalah suara buah nangka yang jatuh dari pohon lalu memakannya. Namun kenyataannya, larangan ini bertujuan untuk mencegah anak langsung tidur setelah makan agar organ pencernaannya tetap sehat.

Nah, beginilah sebagian kecil dari trik orang tua  mengajar dan mendidik Otong dan saudaranya, unik namun penuh makna.


***tamat***

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url