"Somandak", Ikhtiar Hentikan Hujan
![]() |
Docpri : Landong (tengkalang) media somandak |
Cuaca yang dimaksud adalah turun hujan yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan reda sepanjang hari.
Suku Dayak Uud Danum di Kecamatan Ambalau Sintang Kalbar, memiliki sebuah kebiasaan atau yang disebut potuak yang dipercaya turun temurun dari nenek moyang yang dianggap mampu untuk menghentikan atau menggeser hujan dari lokasi area gawai.
Somandak, ya somandak adalah sebuah ikhtiar yang dilakukan tetua untuk menghentikan atau menggeser hujan di area acara.
Kartinus, Temenggung Adat Desa Lunjan Tingang Kecamatan
Ambalau menyebutkan ada dua alternatif alat yang dipakai saat melakukan
somandak.
Pertama
menggunakan landong. Landong
diletakkan di luar rumah. Di dalam landong diberi ukun ponguman berupa sejumput barik,
konah, icok kohtah urak atau manuk yang sudah dimasak. Tidak lupa
dilengkapi sihpak somahkuk dan luhkuk.
Saat
meletakkan landong yang berisi sesajian diucapkan permintaan yang tentunya
disertai niat yang tulus.
Isi
permintaan adalah bilamana air hujan mampu memenuhi landong untuk keperluan memasak nasi, sayuran dan
minuman untuk hidangan orang banyak pada acara hari tersebut, maka hujannya
boleh awet. Sebaliknya jika tidak mampu memenuhi permintaan maka hujannya segera berhenti.
Alat
kedua adalah menggunakan anyaman saringan padi. Orang Dayak Uud Danum
menyebutnya kiling. Cara
menggunakannya sama dengan landong, hanya beda di permintaan saja.
Kembali
Kartinus menjelaskan "kalau menggunakan kiling permintaan tidak
menghentikan hujan tetapi hujan hanya
mengelilingi area acara saja".
Layak
seperti cara memakainya yaitu diputar, demikian juga turun hujan hanya berputar
mengelilingi area acara saja.
Orang
yang melakukan potuak somandak tidak harus tetua adat. "Masyarakat awam
juga boleh asalkan yakin bahwa iktiar tersebut berhasil, jika ragu-ragu lebih
baik tidak usah" jelas Kartinus panjang lebar.
Suatu
kesempatan saya bergabung dalam sebuah upacara kematian seorang warga. Sejak
subuh hujan turun kadang lebat kadang reda. Kami sangat merasa terganggu untuk
melakukan aktifitas menghantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Kartinus
melakukan iktiar somandak. Landong berisi sesajian diletakkan di luar rumah
kemudian dimantrai. Kurang lebih 30 menit usai somandak dilakukan cuaca berubah
terang meskipun tidak terlalu cerah dan hujan pun berhenti.
Sebuah
kebiasaan yang sepertinya tidak masuk
akal tetapi benar terjadi dan berhasil.
Sesuatu yang dilakukan tidak ada yang mustahil asalkan diyakini keberhasilannya.***
Nara sumber : Kartinus
- Potuak = ritual
- Landong= anyaman tengkalang yang terbuat dari rotan.
- Kiling = anyaman saringan padi dari anyaman rotan
- Ukun ponguman= sesajian
- Barik, konah, icok kohtah urak atau manuk= nasi, sayur, satu tetelan daging
babi atau ayam
- Sihpak somahkuk= bahan menyirih
- Luhkuk = rokok
Sumber gambar: pixabay.com