Bilit Nang, Bilit


Jauh sebelum mengenal gadget, anak-anak selalu meminta ibu atau nenek untuk bercerita sebelum tidur. Untuk membuat pencerita tidak mengantuk dan membuat pendengar tertidur sebelum cerita benar-benar habis, mereka selalu mengaduk kopi menjelang malam. Si Bucang tidak mau tidur sebelum ibu atau neneknya bercerita.

Berceritalah sang nenek tentang kisah seekor anak burung pipit yang meminta bilit.

Suatu malam, anak burung pipit yang kelaparan meminta makan dari induknya.

“Biliiit Nang, bilit,” pinta sang anak.

“Ach anak, minta bilit apaan yang petani sekarang baru musim menebas,” jawab sang ibu.

“Pergilah tidur,” lanjut ibu. Anak burung pipit menurut.

Itu juga berlaku pada malam berikutnya.

“Biliiit Nang, bilit,” pinta anak burung pipit lagi.

“Ach anak, minta bilit apaan yang petani sekarang baru musim menebang,” jawab sang ibu kembali. “Pergilah tidur,” lanjut ibu. Anak burung pipit menurut.

Malam berikutnya lagi.

“Biliiit Nang, bilit,” pinta anak burung pipit lagi.

“Ach anak, minta bilit apaan yang petani sekarang baru musim bakar ladang,” jawab sang ibu. “Pergilah tidur, niscaya engkau akan bermimpi indah,” hibur ibunya.

Anak burung pipit kembali menurut.

Demikianlah anak burung pipit meminta makanan dari ibunya setiap malam.

Sebaliknya, sang ibu selalu menjawab sesuai dengan langkah waktu yang diambil petani untuk mengerjakan ladang.

Musim menebas, menebang, mandok, nugal, merumput dan panen adalah semua peristiwa yang termasuk dalam tahapan berladang

Saat itu adalah malam bulan purnama.

Sambil menikmati malam, sang anak kembali memohon.

Anak burung pipit menjerit, “Biliiit Nang, bilit.”

“Baiklah, Nak, sekarang engkau sudah besar dan kuat,” jawab sang ibu.

Tadi siang, ibu melihat ladang pak tani sudah siap untuk panen. “Besok, sebelum mentari terbit di ufuk timur, kita berangkat.”

Keesokan harinya ibu burung pipit dan anaknya tergelatak mati.

Mereka ternyata mati akibat mimpi kekenyangan.

Pesan moral: sabar dan menghargai waktu. Kita juga harus sabar menunggu waktu yang tepat untuk meminta atau mendapatkan sesuatu, seperti petani yang harus menunggu waktu yang tepat untuk menebang atau membakar ladang sampai panen. Tanpa kesabaran dan penghormatan terhadap waktu, kita mungkin membuat keputusan yang salah atau terburu-buru, seperti burung pipit yang meninggal karena mimpi kekenyangan.

Keterangan :

Bilit : pecahan beras yang kecil-kecil.

Nang : panggilan singkat untuk inang (induk)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url