Saudagar Kaya


| Penulis: Rizerius MT

Kampung itu tidak besar namun cukup ramai namun demikian ada seorang saudagar yang kaya raya dan mempunyai tujuh orang istri yang cantik-cantik. Istri-istri saudagar sangat dimanja. 

Mereka bergaya hidup mewah dan sering berpesta pora. Karena kekayaan saudagar harta mereka tidak berkurang. Namun diantara istri-istrinya ada yang ulet bekerja membantu usaha dan tidak pernah minta-minta. Ia adalah istrinya yang paling tua. 

Pada suatu hari saudagar mengumpulkan seluruh istrinya dan menyampaikan bahwa dia akan pergi molaut (berlayar) ke negeri seberang dalam waktu yang cukup lama. Ia juga menanyakan apa saja yang mereka pesan untuk dibelikan. 

Para istri pun mulai menyampaikan permintaannya. Istri yang paling muda atau istrinya ketujuh menyampaikan bahwa dia ingin dibelikan gelang, kalung, cincin yang terbuat dari emas dan hihtan (intan). 

Istri keenam minta dibelikan pakaian dan selendang yang mahal. 

Istri kelima menyampaikan ingin dibelikan jam tangan terbaik dan paling mahal. 

Istri keempat memesan dibelikan pupur (bedak) yang paling mahal. 

Istri ketiga minta dibelikan tas dan sepatu yang sangat mahal. 

Istri kedua minta dibelikan minyak mur dan minyak wangi yang termahal. 

Sampai pada giliran istri tuanya, saudagar bertanya, kamu jarang minta dibelikan apa-apa, kamu mau dibelikan apa? Istri tuanya menjawab saya tidak ada pesan dibelikan yang lain cuma minta dicarikan pihkir dorok ahkal (pikir dan akal) saja. Baik semua pesan kalian akan saya cari, kata saudagar kepada semua istrinya dan betapa gembiranya mereka. 

Keesokan harinya berangkatlah saudagar beserta anak buahnya molaut dengan kapal besarnya. Dan pada waktu ketika ditinggal molaut para istrinya sering berpesta pesta pora. Sementara yang ulet serta rajin bekerja dan membantu mengurus usaha mereka cuma istrinya yang tua. 

Di negeri seberang di sebuah kota saudagar sudah selesai berbelanja semua keperluannya dan dia ingat untuk membelikan pesanan para istrinya. Setelah membeli semuanya tinggal pesan istrinya yang tua yang belum ditemukan hampir tiap toko. Saudagar menanyakan pihkir dorok ahkal (pikir dan akal) namun tidak menemukannya hingga dia ketemu Lacak (Raja) dan menanyakannya. 

“Yang mulia Lacak (Raja) ampun beribu ampun saya saudagar dari negeri seberang ijin bertanya adakah di negeri Lacak (Raja) menjual pihkir dorok ahkal (pikir dan akal),” kata Saudagar. Lacak (Raja) pun menjawab bahwa di negerinya tidak ada menjual pihkir dorok ahkal (pikir dan akal) dan saudagar pun permisi pergi dengan rasa kecewa. 

Karena pesanan istrinya belum dapat semua saudagar terus berjalan seluruh tempat di kota. Dan tiba-tiba ditengah jalan bertemu dengan orang tua yang sedang memikul kayu bakar serta bertanya, bapak tua permisi tahukah bapak dimana ada jual pihkir dorok.ahkal (pikir dan akal)? 

Orang tua itu pun berhenti serta menurunkan kayu bakar yang dipikulnya, anak tidak ada orang yang menjual apa yang kamu cari itu. Mendengar jawaban itu saudagar pun merasa sangat kecewa. Namun saya meminta jika kamu kembali ke rumah kamu harus singgahkan kapal tiga tanjung sebelum sampai rumahmu. 

Kamu pakai pakaian compang camping dan berjalan kaki menemui rumah istri-istrimu. Siapakah mereka yang bisa menerima kamu apa adanya. Setelah berkata demikian orangtua itu  tiba-tiba orang tua tersebut menghilang.

Soudagar  pun balik berlayar dengan kapalnya setelah hampir sampai di rumah. Dia meminta anak buahnya untuk singgah tiga tanjung dari rumah seperti yang diminta orang tua yang ditemuinya. Mendekati sore hari saudagar pun berpakaian compang camping dan mengajak dua orang anak buahnya untuk menemaninya.  

Sampailah mereka di rumah istri muda dan mengentuk pintu permisi ini ahkuk (aku) saudagar suamimu. Istrinya membuka pintu dan terkejut, “mengapa kamu pakai pakaian seperti itu? Kapal kami dirampok tenggelam di tengah laut beserta barangnya hilang semua,” Jawab saudagar.

“Kamu tidak membelikan pesanan saya dan sekarang kondisimu pun begitu compang camping, kamu bukan suami saya,” kata istrinya dengan kasar dan mengijinkannya masuk serta menutup pintu.

Saudagar pun menuju istrinya yang keenam namun sama juga ditolak dan dilarang masuk serta begitu seterusnya. Istrinya yang kelima, keempat, ketiga, sampai yang kedua semua menolaknya. Saudagar pun merasa sedih. 

Dan yang terakhir dia ke rumah istrinya yang tua yaitu istri pertamanya. Ia mengetuk pintu dan dibukalah pintu oleh istrinya dan terkejut melihat kondisi suaminya. Dia pun mengajak suaminya masuk. Saudagar pun tidak langsung masuk namun menyampaikan bahwa kapal mereka tenggelam barang-barang di kapal hanyut.

Istrinya kembali mengajak suaminya masuk. “Syukur yang penting suamiku selamat,” kata istri pertama. Saudagar pun masuk dan istrinya menyuruhnya mandi lalu ambilkan pakaian ganti serta menyiapkan makanan. “Suamiku pasti lapar,” kata istrinya. 

Dan ditengah-tengah istrinya sibuk, saudagar memerintahkan anak buahnya membawa kapal sampai di rumah. Dan tidak lama kemudian kapal besar saudagar pun datang dan orang-orang ramai melihat kapal saudagar.  

Tiba istri-istri saudagar (pengusaha) yang menolak kedatangannya pun heran serta menemui suaminya mereka meminta maaf. Tetapi saudagar menolak permohonan maaf mereka. Saudagar pun menceraikan mereka semua dan hidup bersama serta mengasihì istri pertamanya.



Next Post
No Comment
Add Comment
comment url