Dua Hari di Jantung Ambalau: "KKG Gugus II Nokan Cecak"
![]() |
Docpri : Foto bersama sebelum setelah acar pembukaan |
Sejak sore sebelumnya, perahu-perahu kecil bermesin, yang di daerah ini dikenal sebagai cis, telah mulai merapat di lanting para toke.
Di dalam cis yang berisik, duduklah para pejuang pendidikan dari Gugus II Batu Nokan Cecak. Mereka datang dari seberang sungai dan pelosok desa. SDN 5 Sepan, SDN 13 Sungai Runuk,23 Kemangai II, dan SDN 28 Teluk Mudin.
Bagi 36 guru dan 3 kepala sekolah yang hadir, perjalanan melintasi sungai dengan cis adalah ritual wajib yang menguji dedikasi mereka. Semangat itu tampak nyata, bahkan ketika beberapa guru ibu-ibu harus menggendong anak kecil mereka, menyeimbangkan peran sebagai pendidik dan ibu.
Tanggal 3 dan 4 Oktober 2025 adalah dua hari kebersamaan. SDN 3 Kemangai, yang berada di jantung kecamatan, menjadi mercusuar, lokasi digelarnya KKG (Kelompok Kerja Guru) dengan tema peningkatan kompetensi guru.
Di ruang laboratorium SDN 3 Kemangai yang disulap menjadi ruang pertemuan, panitia yang diketuai oleh Minggus Saputra, S.Pd. dan Ketua Gugus, Ibu Ida Marbun, S.Pd., telah bersiap.
Rangkaian pembukaan berlangsung hangat dan khidmat.
Setelah sepatah kata dari Komite Sekolah, Kepala Desa Nanga Kemangai, dan Kepala
SDN 3 Kemangai sebagai penyelenggara, gema semangat itu memuncak. Pengawas
Sekolah membuka acara, mengingatkan bahwa dua hari ini adalah investasi masa
depan anak bangsa di pelosok.
Sesi materi dimulai tanpa basa-basi. Jonison, M.Pd., Pengawas Sekolah, membawakan "Implementasi BerAKHLAK," memantik diskusi tentang bagaimana nilai ASN termasuk semua guru harus dihidupkan dalam ruang kelas.
![]() |
Docpri : Hari ke-dua kegiatan |
"Kita sudah laksanakan KKG ini, kita tahu
tantangannya! Semangat kita tidak tergantung sinyal!" seru Ibu Ida sambil
tersenyum menenangkan.
Mereka beradaptasi. Sesi Deep Learning dilanjutkan
dengan diskusi lisan dan studi kasus mendalam. Tanpa bantuan internet, para
guru justru lebih fokus pada interaksi tatap muka, memicu percikan ide-ide
kreatif, menggali solusi yang realistis untuk diterapkan di sekolah mereka.
Hari kedua diisi dengan materi krusial:
"Penyusunan Soal Akhir Semester (SAS)" yang dibawakan oleh Bapak Dino
Arisandi, M.Pd. Di bawah bimbingan Dino, para guru tidak hanya belajar membuat soal,
tetapi juga menyusun soal yang mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa, memastikan bahwa ujian adalah alat ukur yang adil dan bermakna. Mereka
bekerja keras, teori dan praktik berpadu, menghasilkan draf soal SAS yang siap
diuji.
Di akhir kegiatan, saat sampan cis mulai
berdatangan menjemput, rasa haru menyelimuti. Pengawas Sekolah, menutup
kegiatan dengan penuh kebanggaan. "Kita sudah laksanakan KKG ini dengan
lancar. Kita melewati sungai, kita meninggalkan keluarga, bahkan membawa
anak-anak kita. Kita melawan hilangnya sinyal dan keterbatasan. Tapi semangat
ini tetap menyala terang. Ini adalah bukti bahwa KKG ini bukan hanya pelatihan,
tapi ikrar kita untuk masa depan anak-anak di Batu Nokan Cecak."
Ketika sore menjelang, para guru kembali ke cis
masing-masing. Mereka membawa bekal ilmu Deep Learning dan Soal SAS, namun yang
terpenting, mereka membawa energi luar biasa. KKG dua hari di ibu kota
Kecamatan Ambalau itu telah menanamkan satu keyakinan, bahwa dedikasi tulus
seorang guru, bahkan di tengah segala keterbatasan, adalah sinyal terkuat untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.***